Kamis, 22 Oktober 2009

bagai sepasang kekasih

selepas gemuruh di pagi benderang itu
semua kenangan tentang lelaki suci
dan perempuan binal yang kau kisahkan
kembali menggayut di benakku


bagai sepasang kekasih berenang
melawan gelombang tanpa perahu
tiada dermaga sebab telah runtuh
beberap detik lalu

mungkin kau adalah sisa
dari silsilah manusia
yang menulis tahi lalat
disejarah yang pekat

sebelum kota menjuadi punah
menenggelamkan segala seranah
aku seperti sudah membaca sejarah
tentang orang-orang menjadi ikan
dihanyutkan oleh bandang

selepas gaduh dipagi benderang itu
aku benar-benar kehilangan sejarah
tentang kota yang memendang sejarah
kecuali tentang orang-orang
yang telah menjadi ikan
yang bergelimang dalam bandang


(oleh: isbedi stiawan)